METROSUAR.COM – Pembangunan dermaga maritim sementara di lepas pantai Gaza sudah mulai dikerjakan oleh pasukan Amerika Serikat.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Mayjen Patrick mengatakan bahwa 1000 tentara telah dikerahkan untuk tahap awal pembangunan dermaga.
“Saya dapat memastikan bahwa kapal militer AS, termasuk USNS Benavidez, telah mulai membangun tahap awal dermaga sementara dan jalan lintas di laut,” ungkapnya, seperti dimuat Associated Press pada Jumat (26/4).
Dermaga itu dibangun untuk mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan menuju Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan akan memberikan dukungan keamanan dan logistik, brigade militer Tel Aviv, kapal Angkatan Laut, dan angkatan udara untuk melindungi pasukan AS yang sedang menyiapkan dermaga.
Kendati demikian, kelompok-kelompok bantuan ragu jika Israel mampu menangani isu keamanan, sementara serangan pasukan militer Israel di Gaza semakin masif.
Kematian tujuh pekerja World Central Kitchen AS akibat serangan udara Israel pada awal bulan ini menjadi momok yang membuat banyak pihak ragu dengan keselamatan para relawan Gaza.
Pejabat Badan Pembangunan Internasional AS, Sonali Korde menekankan pentingnya pembuatan perjanjian mengenai jaminan keamanan dan penanganan pengiriman bantuan.
Seorang pejabat PBB mengatakan dermaga itu kemungkinan akan memiliki tiga zona, satu zona yang dikuasai Israel di mana bantuan dari dermaga diturunkan, zona lain di mana bantuan akan ditransfer.
Ketiga yakni zona untuk pengemudi Palestina yang dikontrak oleh PBB akan menunggu untuk mengambil kapal bantuan sebelum membawanya ke titik distribusi.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan bantuan yang datang dari dermaga harus melewati pos pemeriksaan Israel di darat. Padahal bantuan tersebut telah diperiksa oleh Israel di Siprus sebelum dikirim ke Gaza.
“Israel ingin mencegah bantuan apapun yang diberikan kepada pejuang Hamas yang akan meningkatkan upaya perang mereka,” kata pejabat tersebut.
Dermaga baru terletak tepat di barat daya Kota Gaza. Daerah ini pernah menjadi wilayah terpadat, sebelum serangan darat Israel dilancarkan yang mengakibatkan jutaan warga kabur ke Selatan. (*)
Tidak ada komentar