x

Bloomberg: Indonesia Memilih Prabowo, Sosok ‘Poison Pill’ yang Berubah jadi Paman Menggemaskan

waktu baca 4 menit
Kamis, 15 Feb 2024 06:23 0 74 adminmetrosuar

METROSUAR.COM – Kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam versi hitung cepat Pemilihan Presiden 2024 ramai dikabarkan media asing, salah satunya surat kabar Bloomberg.
Dalam laporannya pada Rabu (14/2), media Amerika Serikat tersebut mengulas bagaimana Prabowo yang berhasil mengubah citranya yang pernah digambarkan oleh para diplomat AS sebagai mantan jenderal “poison pill” yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia menjadi sebagai “orang tua yang ramah” untuk memenangkan hati para pemilih muda di Indonesia.

Dikutip dari Aljazeera, pengamat dari Universitas Murdoch, Ian Wilson, bahkan menyebutnya dengan “cuddly uncle” atau paman yang menggemaskan. Di Indonesia sendiri Prabowo mendapat julukan “Gemoy”.

Menurut Wilson, dalam upayanya yang ketiga kali untuk menjadi presiden, Prabowo mengubah pendekatannya.

“Dia menargetkan demografi yang lebih muda dengan mengubah citranya melalui tokoh-tokoh kartun, sebagai seorang paman yang menggemaskan, menimbulkan semacam keraguan atas catatan hak asasi manusianya, yang bagi generasi muda sebagian besar merupakan sejarah kuno, dan bukannya mencoba untuk bersaing dengan popularitas petahana yang dia dukung,” tambahnya, merujuk pada Gibran yang menjadi pasangan Prabowo.

Menurut laporan Bloomberg, kemenangan Prabowo yang mencapai 60 persen suara di hitung cepat, menandai perubahan haluan yang menakjubkan bagi kandidat presiden tiga kali yang terkenal sebagai orang yang temperamental, suka menggebrak, dan pidato nasionalis yang berapi-api.

Prabowo, mantan menantu mendiang presiden kedua Indonesia, Soeharto, dipecat dari jabatannya sebagai letnan jenderal pada tahun 1998 di tengah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan juga pernah memimpin unit pasukan khusus Angkatan Darat, Kopassus, dan dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur yang kini sudah memisahkan diri dari Indonesia.

Prabowo membantah melakukan kesalahan, dan mengatakan bahwa apa yang dilakukannya sesuai dengan perintah pimpinan.

Kabel diplomatik rahasia dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, yang ditulis pada tahun 2008 setelah Prabowo memasuki dunia politik dan dipublikasikan oleh WikiLeaks, menggambarkannya sebagai orang yang ambisius dan tidak dapat diprediksi.

“Mengatakan bahwa Prabowo memiliki reputasi yang kontroversial adalah sebuah pernyataan yang meremehkan,” demikian isi kabel pada bulan Agustus 2008.

“Hubungan langsungnya dengan pelanggaran hak asasi manusia berat di bawah pemerintahan Soeharto menjadikannya pil racun bagi banyak orang Indonesia,” demikian bunyi salah satu pesan yang ditulis pada bulan November 2008. Selama bertahun-tahun, visa Prabowo ke AS ditolak.

Bertahun-tahun setelah pemecatannya dari militer, Prabowo tinggal di pengasingan selama beberapa tahun sebelum berhasil menjadikan dirinya sebagai pengusaha yang sukses.

Terakhir kali, pada tahun 2019, ia melakukan kampanye yang sengit selama berbulan-bulan untuk membalikkan hasil pemilu sebelum akhirnya bergabung dengan kabinet Jokowi sebagai menteri pertahanan, sebuah langkah yang bertujuan untuk memulihkan bangsa setelah kepahitan kampanye yang menyebabkan bentrokan mematikan di Jakarta.

Namun, pada penampilan Pemilu tahun ini sosok Prabowo banyak berubah. Ia lebih sering menampilkan dirinya di media sosial sebagai sosok yang ramah, penyayang kucing, dan bersifat bijak dalam upaya untuk memenangkan hati kelompok usia di bawah 40 tahun yang merupakan lebih dari setengah dari 200 juta pemilih terdaftar di Indonesia.

Prabowo telah mendorong beberapa gagasan selain janji untuk melanjutkan kebijakan Jokowi. Ia menjanjikan program makan siang dan susu gratis senilai Rp400 triliun sebagai kebijakan ekonomi utamanya.

Ini merupakan perluasan dari janji kampanyenya pada tahun 2019 untuk menyediakan susu gratis bagi anak-anak sekolah.

Menurut Doug Ramage, direktur pelaksana BowerGroupAsia di Indonesia, Prabowo dapat secara signifikan memperluas langkah-langkah kesejahteraan sosial termasuk program pangan dan gizi serta infrastruktur kesehatan masyarakat.

“Kita harus ingat bahwa tidak ada preseden di mana seorang presiden memberikan banyak pengaruh kepada pendahulunya,” kata Ramage.

“Jadi kita mestinya mengharapkan kepemimpinan Prabowo, kepresidenan Prabowo. Bukan masa jabatan Jokowi yang ketiga,” ujarnya.

Banyak yang melihat dukungan implisit presiden terhadap Prabowo sebagai cara Jokowi untuk terus mempengaruhi politik – dan memperkuat warisannya – setelah ia purna tugas pada akhir tahun ini.

Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara demokrasi mayoritas Muslim terbesar.
Pemilu 2024 menandai untuk kedua kalinya sejak tahun 2019, Indonesia, yang berpenduduk lebih dari 274 juta jiwa, menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen secara bersamaan. Selain calon presiden, sekitar 10.000 kandidat bersaing untuk mendapatkan posisi. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x