METROSUAR.COM – Warga di kabupaten Jepara dihebohkan dengan kemunculan Buyuk di Pantai Jepara.
Video kemunculan Buyuk itu viral di media sosial pada Senin (18/3).
Seperti salah satunya diunggah di akun Instagram Info Kejadian Jepara.
“Kemunculan Buyuk di Pantai Jepara, pertanda apa?” tulis akun tersebut.
Sebagai informasi, Buyuk adalah pohon rembulung atau rumbia yang terbawa sampai ke laut dalam keadaan berdiri.
Buyuk tersebut mengapung dari tengah laut menuju pantai.
Munculnya Buyuk di Pantai Jepara ini ternyata membawa mitos yang beredar di masyarakat.
Pasalnya menurut penuturan masyarakat Buyuk di Jepara hanya muncul satu tahun sekali.
Datangnya rembulung atau Buyuk ini diyakini masyarakat di Kabupaten Jepara sebagai berakhirnya musim hujan dan datangnya musim kemarau.
Namun, ada juga yang meyakini bahwa munculnya buyuk ini sebagai pertanda cuaca bagus untuk melayan seperti melaut.
Warga Jepara juga meyakini munculnya buyuk ini membawa keberkahan.
Tak heran, setelah munculnya buyuk, beberapa warga akan menggelar doa atau selamatan bersama sebagai wujud syukur.
Namun, dalam sumber lain ada yang menyebut bahwa konon katanya, setiap akan terjadi banjir/bencana dari laut, akan terlihat Buyuk.
Siapapun yang melihat harus segera memberitahu semua warga agar bersama-sama menghalau Buyuk kembali ke laut.
Kemudian, para penduduk sekitar akan berteriak-teriak sambil membunyikan aneka bunyi sampai Buyuk tak terlihat kembali.
Lantas sebenarnya Buyuk ini? dan bagaima bentuknya?
Buyuk adalah pohon rumbia adalah tanaman jenis pohon sagu.
Pohon ini merupakan merupakan tanaman sejenis pohon palem.
Pohon rumbia tumbuh di daerah dengan kadar air cukup tinggi.
Pohon rumbia biasanya tumbuh di rawa-rawa atau sungai dengan ketinggian mencapai 30 meter.
Pohon rumbia ini dapat tumbuh meskipun saat musim kemarau.
Karena akarnya mampu menahan air di dalam tanah, bahkan tahan terhadap banjir.
Buyuk yang muncul di perairan Jepara adalah pohon rumbia yang mengapung dengan akarnya.
Sehingga tampak seperti sampan atau pulau kecil yang mengapung.
Di samping beberapa mitos tersebut, ada juga warga yang sebagian tidak percaya dengan mitos Buyuk tersebut.
Karena terdamparnya pohon di laut pada saat musim hujan itu hal biasa dan memang biasa terjadi.
Dan tidak hanya pohon rembulung saja dan pohon-pohon lain juga sering terdampar di pantai.
Untuk mitos tersebut, ada warga juga yang meyakini bahwa bencana itu datang silih berganti.
Serta tidak ada sangkut pautnya dengan kemunculan Buyuk.
Bagaimana dengan anda? Apakah anda mempercayai mitos tentang datangnya Buyuk?.
Asal Usul Buyuk
Dilansir dari akun YouTube Babad Jepara Selendang Sutra Jawa, Buyuk dikenal pada masa sultan Hadlirin.
Pada saat itu, Buyok adalah penjajian damai antara Laut Uyara Jawa yg diwakili syeh badawi.
Perjanjian itu dibuat dengan Laut Selatan Jawa diwakili oleh Pandan Sari atau Belorong.
Perjanjian Rembulung Jawa:
– Sing apik ojo dijak elek (Yang baik jangan diajak jelek).
– Sing elek elah elek (Yang jelek biar jelek).
– Sing apik ojo dielek-elek(Yang baik jangan dijelek jelekkan).
– Ojo nyebar berita palsu (Jangan menyebar berita palsu).
Masyarakat Jepara menganggao Buyuk adalah jika sudah ada pohon Rembulung terbawa banjir.
Kemudian sampai ke laut dalam keadaan berdiri, sebagai tanda akan datangnya musim kemarau.
Syeh Badawi dikenal warga dengan nama Makam Mbah baidowi Bambang, atau Mbah baidowi Kemambang atau mbah Rembulung Kemambang.
Beliau desa Ujung watu, Donorojo, Kabupaten Jepara. (*)
Tidak ada komentar