METROSUAR.COM – Jepang harus membangun kecerdasan buatannya sendiri daripada mengimpor teknologi tersebut untuk memanfaatkan bahasa dan data unik yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.
Begitu menurut CEO Nvidia Jensen Huang di konferensi pers acara GTC Nvidia di San Jose, California.
“Data Jepang, bahasanya sangat spesifik. Budayanya juga sangat spesifik, dan tidak ada alasan untuk mengizinkan pihak ketiga lainnya mengambil data tersebut, membuat AI, dan kemudian mengimpornya kembali ke Jepang,” kata Huang, seperti dikutip dari Nikkei, Rabu (20/3).
“Anda harus membangunnya sendiri,” tambahnya.
Terlebih lagi, katanya, masyarakat Jepang yang menua telah membuat negara tersebut lebih sadar akan pentingnya produktivitas. AI adalah cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas.
“Energi Jepang menurut saya sangat menyegarkan saat ini,” katanya.
Laporan Nikkei musim panas lalu menginformasikan tentang rencana Jepang yang akan mengembangkan AI generatif untuk mempercepat penemuan ilmiah di bidang obat-obatan dan material. Sementara baru-baru ini Generative AI Accelerator Challenge yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk memberikan akses yang lebih baik kepada startup terhadap sumber daya AI.
Jepang bukan satu-satunya negara di Asia yang berinvestasi dalam pengembangan kecerdasan buatannya sendiri.
Pada bulan Maret, India menyetujui rencana investasi pemerintah senilai 103 miliar rupee (1,25 miliar dolar AS) untuk membantu negara tersebut membangun infrastruktur komputasi dan mengembangkan model bahasa besar. Itu termasuk rencana pengadaan 10.000 unit pemrosesan grafis (GPU) dalam 18 hingga 24 bulan ke depan. (*)
Tidak ada komentar